Assalamu’alaikum wr.wb.
Jika melongok shiroh shohabiyah tentu sudah tak dapat
dihitung menggunakan jari lagi, begitu banyak sosok inspiratif sahabat wanita
di zaman Rosululloh, namun pertanyaannya apakah di abad 21 ini masih ada sosok
wanita inspiratif? Ataukah saat ini tinggal wanita yang berteriak-teriak
menuntut kesetaraan gender saja?
Alhamdulillah, ternyata jawabannya YA, masih ada sosok
inspiratif wanita itu. Ialah Septi Peni Wulandani, beliau yang biasa disapa
bunda Septi ini lahir di Salatiga pada tahun 1974 memiliki dua orang puteri dan
seorang putera.
Keunikan hidupnya dimulai ketika Dodik Mariyanto atau yang
kini menjadi suaminya meminang beliau, namun syaratnya ialah bunda Septi
diminta mendidik langsung putera-puterinya kelak, alias bunda Septi diminta
untuk menjadi seorang ibu rumah tangga, padahal di saat yang bersamaan SK
beliau sebagai seorang PNS pun turun. Aaaakkkk, tentu saja pilihan yang berat
bagi seorang calon PNS, namun dengan bismillah akhirnya bunda Septi memilih
untuk mengikuti syarat dari suaminya
Alhamdulillah, keunikan kehidupan keluarga bunda Septi tak
hanya sampai di situ, sebelum memiliki putera puteri bunda Septi selalu mengisi
waktunya untuk mengikuti kuliah umum di UI (Universitas Indonesia) pun tak lupa
ia selalu membagikan kartu namanya yang bertuliskan Septi Peni Wulandani – Ibu
Rumah Tangga Profesional (barangkali itu adalah tahapan do’a beliau untuk
mejadi seorang Ibu Profesional seperti saat ini).
Ketika puteri-puterinya lahir yang hanya berjarak 15 bulan,
beliau tak kehabisan ide uniknya, setiap hari mulai pukul 7 pagi sampai pukul 7
malam beliau menggantungkan dasternya dan mengenakan pakaian rapi ala pekerja
kantoran, untuk apa? Tentu saja kita bertanya-tanya, ternyata itu cara beliau
memaknai bahwa walaupun bekerja di rumah bukan berarti kita asal-asalan, tentu
harus ada produk-produk yang bisa dihasilkan dari seorang ibu rumah tangga
profesional.
Dan benar saja, pendidikan anak yang menjadi passion beliau
menghasilkan produk-produk luar biasa, dari tangannya muncul beragam produk
pendidikan, ketika mendidik Enes (puteri pertamanya) lahirlah JARIMATIKA,
ketika mendidik Ara (puteri keduanya) lahirlah ABACA-BACA, ketika mendidik Elan
(putera ketiganya) lahirlah JARI QUR’AN.
Beliau selalu berpesan, ketika kita bersungguh-sungguh di
dalam, maka Allah akan mengeluarkan kita dengan kesungguhan itu, jadi
betul-betul jagalah putera-puteri kita dengan segenap kesungguhan hati karena
SKnya langsung datang dari Allah, bukan dari sesama manusia, pesan beliau.
Alhamdulillah ketika saya bersungguh-sungguh mendidik anak-anak saya, maka saya
pun tetap bisa mandiri financial karena kesungguhan tersebut, terang beliau.
Program Jarimatika, abaca-baca, dan jari qur’an salah tiganya yang menjadikan
beliau sebagai wanita yang mandiri financial. Selain school of life lebah putih
dan institut ibu profesional. Waw !!! Keren banget ya temen-temen.
Beliau dan pak Dodik pun menerapkan sunnah Rosululloh tak
hanya dalam urusan ibadah, untuk putera-puteri mereka bahkan sampai urusan
olahraga berenang, memanah, dan berkuda dilakoni oleh kedua pasangan kece ini,
hingga suatu ketika bunda Septi harus menjual cincin nikahnya demi memenuhi
permintaan putera-puterinya untuk berolahraga yang dicontohkan Rosululloh.
Setiap tahun baru hijriyah, mereka pun membuat rencana project
selama 1 tahun kedepan. Pimpro alias
pimpinan project bisa siapa saja, jika pimpinan project nya salah satu dari
anak-anak, maka ibu dan bapak pun harus nurut apa ‘perintah’ dari anaknya.
Project tersebut dilakoni berdasarkan passion masing-masing, seperti project Moo
milik Ara (puteri kedua bunda Septi)misalnya, bunda Septi diminta belajar
-ndalang- untuk memudahkan project tersebut masuk ke masyarakat, ya harus
dilakukan oleh bunda Septi. Di keluarga ini tak mengenal istilah senioritas
ibu,bpk-anak, hihi, asik sekali yaa. Anak sudah dibolehkan memimpin project
sejak usia 12tahun/sekitar kelas 6 SD jika dikalkulasi berdasarkan usia
akademik. Wah, umur sekian sudah diterapkan kepemimpinan, kemandirian, dan
bermanfaat untuk masyarakat.
Pasangan kece ini selalu memberikan pilihan A, B, C, bahkan
D kepada putera-puterinya dalam berbagai urusan, bahkan untuk urusan sekolah.
Uniknya, karena luar biasa pendidikan yang diterapkan oleh bunda Septi dan pak
Dodik, bahkan ketiga anaknya memilih “Aku ingin sekolah sama ibu saja” Waw !!!
that is great mom !!! Dan, mashaaAllah, walau –hanya- sekolah bersama ibunya,
puteri pertama dan kedua beliau bisa melanjutkan di perguruan tinggi at
Singapore dan Enes (puteri pertama) Desember 2014 telah dinyatakan lulus dari
PT tsb (padahal Enes kelahiran 1996).
Ketika bersungguh-sungguh menaklukan peran, berbakti kepada
suami seutuhnya (ketika sudah menikah) serta menjalankan tugas dan misinya
sebagai seorang ibu dan manager rumah tangga, maka lihatlah bagaimana Allah membersakan-mu
sebagai seorang perempuan mulia [KZR].
No comments:
Post a Comment