Islam adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin artinya Agama yang
menjadi Rahmat untuk alam semesta. Salah satu bagian dari alam semesta adalah
bumi yang didalamnya terdapat manusia, hewan dan tumbuhan. Berhubung kita
adalah mahasiswa Kedokteran Hewan kita mencoba melihat bagaiman penerapan dari Islam Rahmatan Lil Alamin pada Hewan.
Pada buletin kali ini kita akan menceritakan Nabi Muhammad yang sangat menyangi
hewan, sunnah memelihara mucing dan penjelasan ilmiah kenapa kucing itu
disunnahkan untuk dipelihara.
Islam dan Animal
Walfare
Suatu hari ketika
Rasululloh S.A.W. keluar dari mesjid, Beliau mendapati seekor burung yang di
jadikan mainan oleh seorang anak kecil. Kaki burung tersebut di ikat dengan
seutas tali, lalu diseret-seret sambil berlari. Bagi si anak ini mungkin
permainan tersebut sangat mengasyikkan. Lalu Rasululloh S.A.W. menghampiri anak
tersebut dan berkata, "Ya Umair
(panggilan kesayangan untuk Umar) kenapa burung tersebut engkau tarik-tarik,
bagaimana kalau burungnya saya beli". Karena si anak setuju, maka
akhirnya Rasululloh S.A.W. membeli burung tersebut dan dirawat di rumah. Setelah
burung tersebut sembuh, maka akhirnya Rasululloh S.A.W. melepaskannya.
Ketika Rasululloh S.A.W.
melihat orang-orang yang menjadikan burung sebagai sasaran anak panah, maka
Beliau SAW bersabda, "Allah melaknat
siapa saja yang menjadikan sesuatu yang bernyawa sebagai sasaran".(Hadits
Abu Daud dengan sanad shahih).
Dari penjelasan hadist diatas
dapat kita liat bahwa Islam melarang untuk menyiksa hewan karena hewan juga
punya hak hidup sama seperti manusia. Selain itu kita mahasiswa FKH juga sudah
belajar mengenai Animal Walfare. Apa
yang dilakukan Nabi Muhammad adalah salah satu bentuk penerapan Animal Walfare dan jauh sebelum konsepan Animal Walfare ada dalam islam sudah diajarkan.
Kucing telah berbaur
dengan kehidupan manusia sejak kira-kira 3.500 tahun lalu, sejak bangsa Mesir
menggunakan kucing untuk mengusir tikus atau hewan pengerat lainnya yang kerap
merusak panen.
Pada tahun 1800 ditemukan
sebuah kuburan yang berisikan 300.000 mumi kucing. Bagi bangsa Mesir kuno,
kucing adalah hewan suci. Mereka menganggap kucing sebagai penjelmaan Dewi
Bast. Apabila ada yang berani membunuh kucing, maka ia akan diberi hukuman
mati. Pada tahun tersebut, kucing yang mati juga akan dimumikan seperti halnya
manusia.
Kucing dalam Islam
NABI Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, di kala Nabi hendak
mengambil jubahnya, ditemuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai
diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, Nabi pun
memotong belahan lengan yang ditiduri Mueeza dari jubahnya.
Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada
majikannya. Sebagai balasan, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus
lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali. Dalam aktivitas lain, setiap
kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di
taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang Nabi sukai ialah ia selalu
mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti
mengikuti lantunan suara adzan. Kepada para sahabatnya, Nabi berpesan untuk
menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyanyangi keluarga sendiri.
Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam
sebuah hadist shahih Al Bukhari, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak
pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari
makan sendiri, Nabi Muhammad SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini
adalah siksa neraka.
Dari Ibnu Umar ra bahwa rasulullah saw bersabda, “Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia
ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan
binatang-binatang kecil yang ada di lantai,” (HR. Bukhari).
Nabi menekankan di beberapa hadis bahwa kucing itu tidak najis. Bahkan
diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap
suci.Kenapa Rasulullah Saw yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing
suci, tidak najis? Lalu, bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing
tidak terdapat najis?
Keistimewaan Kucing
Fakta Ilmiah 1 : Pada kulit kucing terdapat otot yang
berfungsi untuk menolak telur bakteri. Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan
dengan sentuhan otot manusia. Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai
benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau
gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing
minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya. Sedangkan lidah
kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang
kasar bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di
badannya.
Fakta Ilmiah 2 : Telah dilakukan berbagai penelitian
terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung,
bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor. Pada bagian-bagian
tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan. Di samping itu, dilakukan
juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus diambil juga cairan
khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya. Hasil yang didapatkan adalah: – Hasil yang diambil dari kulit luar
tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang. – Perbandingan
yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari
cairan yang diambil dari dinding mulut. – Cairan yang diambil dari permukaan
lidah juga memberikan hasil negatif berkuman. – Sekalinya ada kuman yang
ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap
sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang
terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya
kurang dan 50 ribu pertumbuhan. – Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
– Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium
menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan
membersihkan.
Komentar Para Dokter Peneliti
- Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah,
jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing. – Jika kuman itu ada,
maka kucing itu akan sakit. – Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang
paling banyak terdapat pada anjing, – Manusia 1/4 anjing, kucing 1/2 manusia. –
Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing
memiliki perangkat pembersih yang bemama lysozyme. – Kucing tidak suka air
karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri,
terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll) – Kucing juga sangat
menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak
dekat-dekat dengan air. – Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya.
Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.
Fakta Ilmiah 3 : Dan hasil penelitian kedokteran dan
percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan
kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih daripada manusia.
Fakta Ilmiah Tambahan : Zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik
buat kesehatan selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stres.
Sisa makanan kucing hukumnya suci. Hadist Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua
Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu,
datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana
sampai kucing itu minum.Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.”
Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?”
Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah
berkata bahwa Nabi SAW prnh bersabda, “Kucing
itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),”
(H.R At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi
Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata, “Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam
bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju
bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi
berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.Nabi ditanya
mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori
sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan
bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur. Namun, ketika ia sampai di
rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk
menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada
bubur.Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia
melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang
disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang
berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan
kucing.” (H.R AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).
Hadis ini diriwayatkan Malik, Ahmad, dan imam hadits yang lain. Oleh
karena itu, kucing adalah binatang, yang badan, keringat, bekas dari sisa
makanannya adalah suci, Liurnya bersih dan membersihkan, serta hidupnya lebih
bersih daripada manusia. Mungkin ini pula-lah mengapa Rasulullah SAW sangat
sayang kepada Muezza, Kucing kesayangannya.
Sumber: islampos.com, eramuslim.com
FSLDK Veteriner
--- Totalitas Berkarya ---